Kamis, 03 Oktober 2024

Menyelusuri Kota Tangerang (Special Imlek) 2

 

Penelusuran kami, Kiyudi dan Arris ke Wihara BEON Hay Bio , Serpong Klenteng Boen Hay Bio Karuna Jala termasuk salah satu dari tiga klenteng tertua di Tangerang. Dua klenteng lainnya: Boen Tek Bio dan Boen San Bio terletak di Kota Tangerang -di sekitar Pasar Lama (baca: The Pearl of Tangerang). Sedangkan Boen Hay Bio terletak di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten.


Klenteng Boen Hay Bio dibangun pada tahun 1694 sebagai simbol samudera tanpa batas. Meskipun klenteng ini termasuk tua, sebagian besar bangunan telah diperbarui. Ornamen kepiting menyambut kedatangan para pengunjung di atap gapuranya. Sedangkan di atap bangunan utama klenteng, tampak ornamen naga menghiasi puncaknya. Editing dan kameramen @ariestzumma



Penelusuran kami, Kiyudi dan Arris ke Wihara Sobhita, Cisauk, Serpong


Vihara sobhita adalah salah satu tempat ibadah umat budha yang berusia cukup tua. Letaknya pun strategis, dekat stasiun Cisauk, di pinggir jalan utama, berdampingan dengan bangunan tua bekas Belanda.sehingga sangat mudah ditemukan., https://ulasantempat.com/banten/vihar... Editing dan kameramen @ariestzumma #Menyelusuri_Tangerang​​ #BEON_Hay_Bio​ #Kiyudi​​ #Spesial_Imlek​​

Menyelusuri Kota Tangerang (Special Imlek) 1

 



Menyelusuri Kota Tangerang (Special Imlek) Penglihatan Kiyudi secara mata batin (Indera ke enam), Secara Supranatural



-Sudut'' Kota Tangerang 

 -Sungai Cisadane Pembuatan Perahu 

-Wihara Bontekbio 

-Wihara Beon Hay Bio , Cisauk, Serpong 

-WIhara Sobhita, Cisauk, Serpong 

-Rumah Belanda, Cisauk ------- 


Penelusuran kami, Kiyudi dan Arris ke Wihara Bon Tek Bio ...

 disambut dengan hangat Kuil Tionghoa tertua di Tangerang, Indonesia. 


Kuil ini berlokasi di sudut Jalan Bhakti dan Jalan Cilame di kawasan Pasar Lama, Tangerang. Dibangun pada tahun 1684, Boen Tek Bio merupakan bagian penting dari sejarah Tangerang, khususnya sejarah permukiman kaum Tionghoa Benteng di Tangerang. Bagian tertua dari bangunan ini berasal dari tahun 1775. Kuil ini mengalami renovasi besar pada tahun 1844, kemudian sayap sisi kanan dan kiri ditambahkan pada tahun 1875, serta halaman dalam pada tahun 1904. 

 Editing dan kameramen @ariestzumma


#Menyelusuri_Tangerang #BON_TEK_Bio #Kiyudi #Spesial_Imlek

PENELUSURAN RUMAH BELANDA ANGKER

MISTERI RUMAH BELANDA (PART-1) Penelusuran Kiyudi Tidak hanya sudah hancur sebagian, bangunan tua yang ditawarkan kepada Bapak Muchlis itu juga terkenal angker karena sudah kosong berpuluh-puluh tahun. Tapi apa dikata, faktor keuangan membuat Muchlis harus menerima tawaran tersebut. Kini Muchlis sudah lebih dari 10 tahun menempati bangunan angker peninggalan Belanda itu. Selama tinggal tersebut, berbagai pengalaman mistis pernah dialami Muchlis. Salah satunya bertemu langsung dengan sosok makhluk halus penghuni bangunan yang menyerupai seorang noni Belanda. Kepada IDN Times, Muchlis menunjukkan kehadiran sang noni yang berwajah putih dan tidak pucat.







 Penelusuran kami, kiyudi dan tim (Bintang Tamu= MAMA J Tanning)

RUMAH BELANDA ANGKER (PART 2) Di sebuah tempat yang tidak boleh kami sebutkan .... Kami dapati sosok ibu dan anak (Warga Belanda) Sang ibu memegang erat tangan sang anak, karena anaknya nakal dan bandel dan kameramen kami sempat dikerjai, dicolek


Suara terjadinya peperangan dentuman, tembakan dan benda - benda yang jatuh Suara derap pasukan berkuda .. dan pasukan berbaris dan sekitar tujuh belas prajurit Belanda yang sempat berbincang dengan kami ... melalui bahasa supranatural Editing dan kameramen @ariestzumma

ZIARAH KE SYEKH BELA BELU, YOGYAKARTA

 


ZIARAH KE SYEKH BELA BELU, YOGYAKARTA Laku aneh sang syekh

Nama Syekh Bela-Belu disebut De Graaf dalam Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Orang Islam yang aneh, demikian sebutnya, merujuk pada dua sosok yaitu Syekh Bela-Belu dan Gagang Aking. Keberadaan keduanya, menurut De Graaf, menjadi indikasi pentingnya wilayah muara Sungai Opak pada masa kerajaan Mataram lama sekitar tahun 1000 masehi. Dua sosok tadi juga menjadi bukti tentang alam pikiran relijius Jawa di masa silam.

Penggambaran De Graaf bukanlah sebuah wujud hinaan. Surakso Trirejo, salah satu abdi dalem yang membersamai saya naik juga mengatakan hal serupa: aneh. Itu merujuk ke cara sang syekh menjalankan laku tirakat.

Dalam satu fragmen cerita rakyat dengan Maulana Maghribi, Bela-Belu pernah disinggung dengan perkataan “masa hanya makan terus” oleh ulama asal Persia tersebut. Perkataan itu pun, bukanlah sebuah cemoohan belaka. Hingga, menurut cerita rakyat setempat, badan Syekh Bela-Belu digambarkan gendut. “Syekh Bela-Belu itu menjalankan lelaku dengan makan,” ungkap Tri, nama panggilan Surakso Triredjo. “Tapi, yang beliau makan adalah nasi yang dimasak bersama pasir pantai,” lanjutnya. Saya mengernyitkan dahi, mencoba menduga dan melogikakan.


“Cara itu beliau tempuh untuk belajar sabar dan prihatin. Sebab beliau harus memilih satu per satu nasi di antara pasir tadi,” lanjut sang abdi dalem. “Masuk akal, kan?” tanyanya saat melihat saya masih keheranan. Kedua sosok tadi, Syekh Bela Belu dan Syekh Damiaking, adalah pelarian dari Majapahit setelah kerajaan itu mengalami pergeseran agama. Berdasar cerita rakyat, keduanya tiba setelah Panembahan Selohening menghuni area sekitar tempat tersebut. Jika menelusuri di internet, terdapat beberapa versi nama asli kedua sosok ini. Versi Tri, nama asli Bela-Belu adalah Joko Dander dan nama asli Damiaking adalah Joko Dandung.

Kedua nama ini masih berkelindan antara Brawijaya V, penguasa terakhir Majapahit, dan Panembahan Selohening. Ketiga tokoh ini disebut-sebut sebagai keturunan Brawijaya V yang melarikan diri dari kerajaan Majapahit. Masih versi Tri, Bela-Belu dan Damiaking adalah sepasang saudara. Kameramen: Muktafi (Aulia 55 cell)

PENELUSURAN KE YOGYAKARTA 2 (Parangkusumo)

 Perjalanan Supranatural, kami ... Kiyudi dan bang Muktafi

Cepuri, Parangkusumo (Pakubumi Yogya ?) Tempat ini dipercaya sebagai tempat pertemuan antara pendiri kerajaan Mataram, Danang Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senopati dengan penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Di Cepuri Parangkusumo seluas lebih kurang 80 meter persegi yang dikelilingi tembok itu terdapat dua buah batu hitam besar. Dua buah batu besar itu merupakan tempat bertemunya Panembahan Senopati saat bertapa dengan Kanjeng Ratu Kidul yang kemudian terjadi kontrak perkawinan politik di antara keduanya.

Kontrak politik dengan kepercayaan perkawinan antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul kemudian diteruskan oleh raja-raja dinasti Mataram terutama Kesultanan Yogyakarta sampai sekarang. Kameramen: Muktafi (Aulia 55 cell)

^^^^^^^^^^^^^^^



Perjalanan Supranatural, kami ... Kiyudi dan bang Muktafi Cepuri, Parangkusumo (Pakubumi Yogya ?)




Rabu, 02 Oktober 2024

Silat Ghaib SiPitung (Kong Pitung)

 


Sebuah Karya Anak Bangsa ..... Kami hidupkan kembali ... Keilmuan SiPitung (Kong Pitung) ... Silat Betawi Pahlawan dari Betawi Pahlawan INDONESIA ... SI PITUNG Silat SiPitung Jaman dahulu, melalui Silat Ghaib ... dapat terekam menjadi karya yang apik .... indah ....elok, cantik dan memukau bersetting di Rumah SiPitung Di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara Residual energi yang masih abadi .... dan tak hilang SIPITUNG kami apresiasikan .... dengan cara Supranatural ....



Terimakasih kepada semua pihak yang sudah menyupport kami 

 Tim: 

Kiyudi 

Ki Jagat Ervan 

Mukhtafi Setyawan 

Ahmad Mutiara Al Bantany 


 Salam Santun ..... 

Salam Para Leluhur Salam Para Sesepuh .... 

Salam Para Pahlawan Bangsa ..... 

Kemerdekaan INDONESIA

 mohon maaf apabila ada kesalahan .... 


^^^^^^^^^

Proses Pembuatan film dokumenter Si Pitung Robin Hood Betawi ... Silat Betawi


 ---------------------- 


 Kiyudi, 

Konsultan Supranatural VIP Paranormal ... (kiyudi.com) 

Pengamat Fenomena 

Pengobatan Non Medis Jasa Supranatural VIP, Paranormal ..

(hp/wa khusus: +62 816 1830 337) 

 BSD City, Tangerang Selatan.

PENELUSURAN KE YOGYAKARTA

 MISTERI ALUN ALUN KIDUL, Yogyakarta (1)

Alun-alun kidul Yogyakarta merupakan salah satu wisata yang menawarkan pesona jogja malam hari. Alun – alun kidul atau lebih dikenal dengan Alkid berada tepat dibelakang keraton Yogyakarta. Tempat ini dulu digunakan sebagai tempat menentramkan hati. Tempat yang dipercaya sebagai tempat beristirahatnya para dewa ini kini semakin diminati wisatawan. Selain gratis, banyak hiburan yang ditawarkan disini. pengunjung yang hadir dari berbagai kalangan mulai pelajar, warga sekitar dan para wisatawan. Disini pengunjung bisa menikmati aneka kuliner khas Yogyakarta, menyewa kereta hias, dan berburu foto.


MASANGIN Masangin adalah salah satu mitos terkenal di Alkid Yogyakarta. Dua beringin besar yang berada di tengah alkid dijadikan lokasi ritual masangin. Masangin sendiri adalah ritual berjalan melewati antara dua beringin dengan mata tertutup. Konon hanya yang berhati bersih dapat melewati beringin kembar Alkid. 

-------

Bertamu ke Keraton Yogyakarta

 

Eksplore kami, kiyudi (Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat) merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta. Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta yang baru berdiri akibat perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti.


Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Kesunanan Surakarta (Kerajaan Surakarta). Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 184 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta. Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar. Walaupun Kesultanan Yogyakarta secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1945, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.



Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.[1]



^^^^^^^^^^^



#KERATON_YOGYAKARTA #Eksplore_Keraton #KIYUDI_Keraton

Selasa, 01 Oktober 2024

Naga di Kali Brantas

Naga di Kali Brantas

Kejadian di Kali Brantas

Tetanggaku di Malang, datang bercerita tentang Kali Brantas. Suatu waktu dia bermimpi, ada suara yang mengatakan agar warga di sekitar sungai Brantas agar segera menyingkir, karena Nyi Roro Kidul, salah satu pengusa laut Selatan akan mempunyai hajat. Dalam Suaranya mengatakan ingin membawakan oleh-oleh buat sang penguasa.


Diomongkannya mimpi itu, kebeberapa tetangga, ada beberapa yang percaya tapi banyak juga yang tidak mempercayai mimpi tersebut.

Malam harinya, warga dikagetkan dengan suara gemuruh dari arah hulu, banjir bandang. Warga berusaha menyingkir, dan melihat dari tempat yang aman. Banyak rumah yang tersapu banjir, ada beberapa warga yang terkurung di dalamnya. Ada satu keluarga terdiri dari tiga anak yang masih kecil-kecil yang ditinggal ayah dan ibunya untuk menonton wayang kulit. Sementara anak-anaknya tertidur dan terkunci dari luar. Hanyutlah rumah itu.

Tiba-tiba di antara suara derasnya air tampak suara gemuruh teriakan yang datang dari hulu….. sumbernya dari teriakan warga yang takjub akan suatu fenomena. Di tengah kali tersebut tampak seekor ular naga yang besar terbawa air dengan matanya yang mengeluarkan sinar sebesar lampu strongking (kalau sekarang sekitar lampu 200 Watt berwarna merah).

(share) Naga ........... sisi supranatural dan mediumisasi .........

Dengan gagahnya dia tengadahkan kepala di antara kayu-kayu dan puing-puing kehancuran akibat banjir bandang tersebut.


^^^^^^^^^^^


Kisah Naga di Sungai Brantas

Di sini, saya mau menceritakan kembali tentang naga yang pernah jadi perbincangan orang Malang sekitar tahun 1950an. Cerita ini disampaikan oleh nenek saya, Moetmainah, yang saat kejadian itu masih berusia 17 tahun. Waktu itu, warga di sekitar gunung kecil -yang nenek saya lupa namanya- di sekitar Sengkaling, melihat lubang besar dari gunung tersebut. Dari situlah sang naga keluar.

Rute perjalanan naga ini dari arah Sengkaling, melewati Sungai Brantas yang melintasi daerah Oro-Oro Dowo. Menurut teman nenek saya -kata nenek, Ngatminah namanya- ia sempat mendengar bunyi tetabuhan seperti arak-arakan pengantin kerajaan pada suatu malam. Meriah sekali bunyi itu, sehingga orang-orang kampung Oro-Oro Dowo pun penasaran dan menengok ke luar jendela bagian belakang rumah mereka.

Tampak seekor naga yang gagah dan indah melintas di sana. Naga itu memakai hiasan kepala seperti pengantin. Di belakang sang naga, diduga keluarga kerajaan yang entah dari dan mau pergi ke mana. Warga kampung pun heboh. Antara percaya tak percaya, mereka hanya bisa melongo melihat arak-arakan itu. Naga dan keluarga kerajaan itu melintas terus, mengikuti jalur Sungai Brantas yang berujung di laut selatan.

"Nogo e mlayu ngidul," begitu kata nenek saya.

Namun sayang, ternyata sang naga tidak hanya membawa keluarga kerajaan di belakangnya. Setelah melintas dan hilang dari pandangan mata, naga tersebut menyisakan bencana kecil di daerah pinggiran Sungai Brantas. Air deras yang datang setelah naga pun menyapu apa yang ada di situ. Saat pagi tiba, barulah tampak kerusakan yang diakibatkan banjir dadakan itu. Banjir malam itu tak terlalu parah, namun menyisakan rasa penasaran.

Hingga kini, nenek saya juga masih nggak habis pikir kenapa bisa begitu. Saya pun jadi bertanya-tanya lagi, apa sih naga itu? Masa sih naga itu nggak ada? Tapi kalau naga itu ada, di mana dia bersemanyam? Apa hubungannya juga antara naga dan banjir? Apakah itu berarti naga adalah simbol datangnya bencana?

Aneh memang, kenapa saya jadi penasaran pada yang namanya naga. Yang jelas, sosok naga yang digambarkan pada umumnya itu, bagi saya gagah dan indah. Saya pun punya versi naga sendiri dalam benak saya.


sumber:
http://morgendauw.blogspot.com/2012/...i-brantas.html

Menyelusuri Kota Tangerang (Special Imlek) 2

  Penelusuran kami, Kiyudi dan Arris ke Wihara BEON Hay Bio , Serpong Klenteng Boen Hay Bio Karuna Jala termasuk salah satu dari tiga kle...